![]() |
Ilustrasi kartun Anji (Facebook/KostumKomik) |
humorberita.com - Anji bikin heboh jagat media sosial dan media mainstream. Wawancara Anji dengan Hadi Pranoto soal corona membetot perhatian publik dan trending di laman Twitter dalam pekan ini.
Wawancaranya soal corona berujung ke ranah hukum. Anji dan Hadi dilaporkan ke polisi dugaan berita bohong terkait obat herbal bisa mengobati dan menangkal virus corona.
Bahkan dalam wawancaranya Anji menyebut secara khusus kepada Hadi sebagai nara sumbernya dengan sebutan prof alias profesor.
Tentu, publik pun dikagetkan dengan panggilan profesor kepada Hadi yang menyatakan bahwa herbal buatannya mempu mengobati virus corona.
Sementara dalam waktu bersamaan hingga saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan virus corona, baik di Indonesia atau di dunia.
Video unggahan di akun channel YouTube Anji ini akhirnya di-takedown oleh YouTube karena dianggap menyalahi aturan Youtube. Tak hanya itu, video unggahan Anji juga menyeret Anji ke polisi.
Anji dan Hadi dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh Ketua Umum Cyber Indonesia, Muannas Alaidid.
Anji sendiri baru saja memenuhi panggilan polisi sebagai pengunggah dan pemilik akun channel YouTubenya. Sementara Hadi sebagai narasumbernya juga akan dipanggil polisi.
Kejadian wawancara Anji dengan Hadi menimbulkan banyak tanya publik. Kok bisanya Anji mewawancarai seseorang yang bukan ahlinya? Baik pengetahuan si pewawancara maupun narasumber yang diwawancarainya terkait isu corona.
Anji seorang musisi, dia pembuat kreator konten bukan wartawan. Hadi bukan profesor, dia mengakunya periset herbal. Keduanya bertemu membahas soal corona. Apa jadinya?
Ya, memang tidak ada larangan orang bicara apa saja di luar bukan bidangnya. Tapi ketika hasil wawancaranya disebar ke publik dan dianggap mengganggu, siapa yang salah?
Tampaknya, ini menjadi tantangan baru bagi wartawan. Profesi wartawan mulai digantikan oleh artis. Yang melakukan wawancara bukan milik lagi wartawan, tapi selebriti seperti Anji juga mampu melakukannya.
Pers atau media sebagai pemberi informasi kini tergerus oleh para artis yang memiliki media sosial. Pengaruh artis, misalnya Anji dengan memiliki 2 juta follower, mengalahkan akun media mainstream, sangat signifikan dampaknya.
Wartawan dan media tempat, ia bekerja harus mempertajam dan memperluas perannya dalam menyampaikan informasi yang akurat dan terpercaya. Mulai dari kemasan, narasumber, dan isu yang betul-betul dibutuhkan masyarakat.
Dulu media dan wartawan menjadi sumber utama untuk mendapatkan informasi, kini sebaliknya. Sumber informasi dalam bentuk wawancara banyak dijejali oleh para selebriti. Bahkan media pun beramai-ramai mengikutinya. Kok bisa? Wakakak.