Penusukan Syekh Ali Jaber Makin Heboh, Siapa yang Mulai Sebut Orang Gila?

Ilustrasi kartun warganet bingung (Twitter)
humorberita.com - Kasus penusukan Syekh Ali Jaber mengungang banyak perhatian publik. Mereka simpati pada musibah yang menimpa Syekh Ali Jaber.

Mulai dari rakyat hingga pejabat. Tak kalah ramainya di media sosial, netizen saling bersahutan untuk memberikan dukungan dan doa untuk kesehatan Syekh Ali Jaber.

Selain memberikan dukungan, warganet mengecam pelaku yang secara sadis menikam atau menusuk yang berakibat kematian. Alhamdulillah, Syekh Ali Jaber bisa bertahan dengan menangkis yang akhirnya bahu tanganya kena tusukan pisau.

Syekh Ali Jaber mencabut pisau patahan yang ada di bahu tangannya dan mendapatkan 10 jahitan oleh dokter. Kini prosesnya sedang ditangani oleh kepolisian lampung.

Sayangnya, kasus Syekh Ali Jaber ini makin liar ke mana-mana gara-gara ada yang bilang pelakunya mengalami gangguan jiwa. Warganet pun marah dan beredar imajinasi liar soal pelaku ini.

Misalnya, sentimen pemerintah yang tidak berpihak kepada ulama karena bila ada ulama yang kena tusuk, langsung menyebut pelakunya sebagai orang gila. 

Sementara bila ada pihak pemerintah yang kena tusuk, dianggap pelakunya teroris atau radikalis Islam. 

Begitu juga kasus ini menimbulkan persepsi di media sosial bahwa telah terjadi tindakan kriminalisasi ulama atau perbuatan antek komunis. 

Tuduhan-tuduhan ini muncul karena tiba-tiba ada yang menyebut pelakunya adalah sakit jiwa.  Lalu siapa yang mulai menyebut pelakunya orang gila?

Dalam jejak digital media, ditemukan orangtuanya menyebut bahwa anaknya sebagai pelaku penusukan itu mengalami gangguan kejiwaan sejak 4 tahun lalu.

Dari mana sumbernya? Wartawan wawancara langsung atau bagaimana? Karena dalam pemberitaannya tak menyebutkan nama orang tuanya siapa. 

Justru ditemukan dalam media, sumber yang menyebutkan orangtuanya adalah dari kepolisian. Begini bunyinya:

"Menurut keterangan orang tuanya yang bersangkutan mengalami gangguan jiwa, namun dari kepolisian tidak bisa menerima pengakuan ini begitu saja," kata Kapolda Lampung Irjen Pol Purwadi Arianto, di Mapolresta Bandarlampung, Minggu 13 September 2020 malam, seperti dilansir pikiran-rakyat.com.

Namun ada juga, kesaksian warga di kejadian menyebut pelakunya adalah orang gila yang kemudian disampaikan kepada wartawan.

Tampaknya, kalau tidak buru-buru polisi atau wartawan menyebutkan pelakunya orang gila tentunya tidak akan memunculkan reaksi berlebihan dan liar soal kasus penusukan Syekh Ali Jaber ini.